Monday, December 13, 2010

....Simbol Non Verbal....

Manusia berkomunikasi hampir setiap saat. Komunikasi menjadi hal yang mutlak dilakukan manusia untuk dapat bertahan hidup sebagai makhluk individu maupun social. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari baik primer, sekunder, maupun tersier,manusia butuh untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya. Komunikasi menurut Pace dan Faules didefinisikan sebagai tindakan yang melibatkan penciptaan dan penafsiran pesan (Dedy Mulyana:2007: 65). Dari definisi tersebut, kita dapat menemukan unsure-unsur penting dari sebuah kegiatan atau proses komunikasi. Salah satu unsure penting yang dari proses atau kegiatan komunikasi tersebut adalah pesan.
Pesan, bila dilihat dari definisi komunikasi diatas merupakan suatu hal yang dipertukarkan. Pesan, dalam bentuk sederhana dapat kita lihat dalam berbagai kata-kata yang kita ucapkan ketika berbicara dengan orang lain tiap harinya. Kata-kata yang kita keluarkan ketika berbicara dengan orang lain merupakan simbol pesan secara verbal.
Pesan yang dipertukarkan dalam suatu proses atau kegiatan komunkasi sebenarnya tidak hanya berupa pesan verbal. Bila kita pelajari atau amati secara lebih mendalam, banyak pesan yang dapat kita tangkap dari orang lain yang bukan berupa kata-kata atau ucapan. Pesan-pesan tersebut dapat berupa simbol gerakan tangan maupun bagian tubuh lainnya, perilaku, maupun hal-hal lain yang mungkin sering tidak disadari berupa penggunaan benda-benda tertentu. Pesan-pesan dengan bentuk lain diluar kata-kata atau ucapan disebut pesan non verbal.
Pesan non verbal sebenarnya cukup efektif digunakan, karena seseorang cukup memberikan simbol non verbal tertentu tanpa harus menjelaskan maksudnya secara panjang lebar. Tentu saja sebuah symbol non verbal akan efektif apabila pihak-pihak yang saling berkomunikasi telah menyepakati suatu makna yang sama atas symbol tersebut. Suatu symbol non verbal bisa saja menimbulkan kesalahpahaman ketika antar pihak yang berkomunikasi memaknai symbol-simbol tersebut secara berbeda.
Untuk lebih mempermudah pemahaman mengenai penggunaan symbol non verbal, maka saya akan memberikan beberapa contoh bentuk penggunaan bahasa non verbal, pemaknaannya, serta efektifitasnya ketika dipergunakan. Sebaga salah satu mahasiswa FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta, saya akan mengambil contoh simbol-simbol non verbal dari lingkungan akademis saya, yaitu lingkungan FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Berikut adalah beberapa contoh symbol non verbal yang dipergunakan dalam lingkungan akademis saya:
Angkat tangan ketika hendak bertanya
Sebenarnya, symbol non verbal berikut adalah bentuk symbol non verbal yang sangat umum. Kebanyakan orang, atau bahkan hamper semua orang dalam berbagai kegitan atau organisasi apapun menggunakan symbol non verbal ini ketika hendak bertanya atau mengajukan pendapat.
Saya mengamati symbol non verbal mengangkat tangan dalam setiap mata perkuliahan. Setelah dosen atau presentator menjelaskan materi, maka diberikan kesempatan bagi mereka yan hendak bertanya maupun mengajukan pendapat. Mereka yang hendak bertanya maupun mengajukan pendaat terlebih dahulu mengangkat tangan mereka, dan mereka akan berbicara ketika dipersilakan
Penggunaan bahasa non verbal ini menurut saya cukup efektif mengingat betapa akan sangat panjang dan ributnya sebuah kelas apabila setiap orang yang bertanya harus terlebih dahulu berkata “ Saya ingin bertanya”. Mengangkat tangan merupakan sebuah bentuk pesan bahwa orang yang bersangkutan hendak berbicara. Simbol non verbal ini telah dimaknai sama oleh banyak orang dan secara luas, sehingga tidak ada kesalahan pemaknaan yang terjadi ketika symbol ini muncul.
Penampilan tertentu untuk kategori kelompok tertentu
Bentuk symbol non verbal tidak hanya berupa perbuatan yang dilakukan seseorang. Penampilan seseorang bisa menjadi sebuah symbol non verbal dengan makna tertentu. Seseorang berpenampilan membawa sebuah konsep, atau dengan kata lain berusaha menampilkan konsep diri tertentu. Melalui penampilan, seseorang ingin dimaknai secara khusus oleh orang lain sesuai dengan konsep yang mereka tampilkan.
Dalam komunitas akademis saya, saya melihat ada beberapa kecenderungan penampilan. Beberapa perempuan saya lihat setiap kali datang dalam suatu perkuliahan cenderung menggunakan make-up, dan memakai pakaian tertentu dengan karakeristik yang hampir sama. Mereka berpenampilan rapi menggunakan sepatu hak tinggi atau sepatu flat cantik, menggunakan baju yang rapi dan cukup mengikuti trend. Kadang mereka menggunakan baju kantor yang rapi dipadu dengan bawahan rok yang rapi pula. Penampilan mereka seolah seperti mereka yang hendak berangkat kerja ke kantor.
Selain mengamati, saya juga bertanya pada teman-teman mengenai konsentrasi studi yang diambil oleh mahasiwa-mahasiswa tersebut. Kebanyakan atau bahkan keseluruhan dari mereka adalah mahasiswa yang mengambil konsentrasi studi Public Relation. Kecenderungan penampilan tersebut menurut saya menjadi bentuk pesan non verbal tertentu yang dapat memberikan informasi konsentrasi studi yang mereka ambil.
Setiap melihat mahasiswa dengan karakteristik penampilan seprti yang telah saya deskripsikan diatas, biasanya dalamhati saya berkata “ Mbaknya ini kayaknya anak PR deh…”. Bila penampilan mahasiswa-mahasiswa tadi memang benar dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa mereka memang mengambil konsentrasi studi Public Realtion, maka menurut saya, bentuk komunikasi non verbal dengan penampilan ini cukup efektif. Penampilan tersebut lebih efektif untuk menunjukkan bahwa mereka mengambil konsentrasi public relation dari pada harus berkata “ Saya ini anak PR..” pada hampir setiap mahasiswa yang ditemui.
Melambaikan tangan untuk menyapa teman
Bentuk komunikasi non verbal yang satu ini juga sudah tidak asing. Meskipun tidak asing, atau sudah umum dipergunakan, beberapa kali masih terjadi juga kesalahpahaman pemaknaan symbol non verbal ini. Melambai oleh beberapa orang dimaknai sebagai symbol sapaan, khususnya sapaan pada mereka yang berada jauh dan tidak terjangkau dengan sapaan verbal. Beberapa memaknai symbol non verbal lambaian tangan sebagai bentuk kegiatan memanggil orang yang bersangkutan, sehingga ketika ada orang yang melambaikan tangan, beberapa orang membalas dengan melabaikan tangan, dan beberapa orang mendatangi orang yang melambaikan tangan tersebut untuk bertanya lebih lanjut.
Sebagai bentuk symbol sapaan, melambaikan tangan menurut saya cukup efktif dipergunakan terutama untuk menyapa mereka yang berada jauh. Dengan melambaikan tangan, tujuan untuk menyapa tersampaikan ( dengan catatan orang yang menjadi lawan bicara memaknai symbol lambaian secara sama)  tanpa kita harus berteriak-teriak dan mengganggu orang-orang yang berada di sekitar kita.


No comments:

Post a Comment