Model Hubungan Interpersonal
Sylvia Dewi (090903836)
Dalam suatu interaksi, dapat dimungkinkan munculnya hubungan interpersonal dimana hubungan antara pihak-pihak yang berinteraksi telah menjadi lebih jauh. Dalam hubungan interpersonal terdapat beberapa unsur yang dapat digunakan dalam mengklasifikasi hubungan interpersonal tersebut. Unsur tersebut meliputi jumlah individu yang terlibat, tujuan yang ingin dicapai, jangka waktu hubungan, serta tingkat kedalaman atau keintiman hubungan.
Hubungan interpersonal sendiri dibagi kedalam empat model. Model sendiri menurut B. Aubrey Fisher merupakan analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan unsur, sifat, atau komponen yang penting dari sebuah fenomena. Dengan kata lain model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori.
Model pertama adalah Model Pertukaran sosial( social exchange model) dimana didefinisikan secara singkat bahwa hubungan interpersonal diidentifikasikan dengan transaksi dagang. Untuk memperoleh sesuatu ada harga yang arus dibayar (cost-reward).
Model hubungan interpersonal yang kedua adalah Model Peranan (role model). Dalam model ini, hubungan interpersonal digambarkan sebagai panggung sandiwara. Individu akan dipandan baik bila dapat memainkan perana sesuai ekspektasi lawan hubungan. Bila individu tersebut bertindak jauh dari ekspektasi, maka hubungan interpersonal cenderung akan menjadi lebih renggang.
Model yang ketiga adalah Model Permainan ( games people play model). Untuk menjelaskan model ini digunakan analisis transaksional dimana manusia diklasifikasikan dalam tiga karakter, yaitu kepribadian anak-anak, dewasa, dan orang tua.
Model hubungan transaksional keempat adalah Model Interaksional. Model interaksional inilah yang akan saya jelaskan secara lebih mendalam.
Model Interaksional
Interaksi menurut KBBI (2001:438) didefinisikan sebagai hal saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi, antarhubungan. Dan Model, seperti yang telah saya sebutkan diatas merupakan gambaran untukmenjelaskan sebuah teori. Model Interaksional dapat dipahami sebagai gambaran tertentu untuk menjelaskan teori mengenai suatu bentuk hubungan antara satu pihak dengan pihak lainnya yang saling melakukan aksi.
Dalam model interaksional ini, suatu hubungan interpersonal didefinisikan sebagai suatu sistem. Saya mengambil analogi sistem pencernaan manusia. Dalam sistem tersebut, masing masing organ seperti mulut, kerongkongan, lambung, dan usus harus dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik. Bila salah satu organ dalam sistem mendapatkan gangguan, maka akan mengganggu kinerja organ lainnya.
Demikian pula halnya dengan hubungan interpersonal yang terjadi antara satu pihak dengan pihak lainnya. Suatu gangguan atau permasalahan pada satu pihak akan berengaruh terhadap pihak lainnya.
Model hubungan ini amat berbeda dengan model linier dimana suatu hubungan (dalam bentuk komunikasi) hanya terdiri atas satu arah. Model s-r menggambarkan hanya mengenai stimulus dan respon. Fokus kajian dalam model s-r hanya sampai tahap dimana pihak penerima stimulus memberikan respon.
Model Interaksional yang memandang hubungan sebagai sebuah sistem menggambarkan lebih jauh dari sekedar proses stimulus hingga keluarnya respon. Bila model linier menggambarkan bahwa individu bersikap pasif, maka dalam model interaksional ini digambarkan bahwa individu bersifat aktif.
Model interaksional mengacu pada perspektif interaksionisme simbolik yang dikembangakan oleh ilmuwan sosial untuk menjelaskan komunikasi. Beberapa konsep penting dalam model interaksional ini adalah diri sendiri, oang lain, simbol, makna, penafsiran, dan tindakan. Blumer sebagai tokoh penganut interaksional, mengemukakan tiga premis yang menjadi premis model ini. Premis pertama mngemukakan bahwa manusia bertindak sesuai makna yang diberikan kepadanya. Pemis kedua mengatakan bahwa makna tersebut berhubungan langsung dengan interaksi sosil yang dilakukan individu dalam lingkungannya. Premis yang ketiga menyatakan bahwa makna diciptakan, dipertahankan, dan diubah melalui proses penafsiran yang dilakukan individu dalam berinteraksi dengan sekitarnya.
Model Interaksional menekankan bahwa individu yang melakukan hubungan sederajat satu sama lain. Elemen yang juga penting diperhitungkan dalam model ini adalah feed back atau umpan balik.